October 24th, 2014
08.06
Admin, Log In
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Halo reader tertjinta~ Kali ini saiia sebagai admin yang tidak bertanggung jawab akan mengupload sebuah songfic pendek abal-abal pertama mimin~
Oke, sebelum mimin curhat nggak jelas, ini dia~ Famiglia
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Familia, mereka yang kita temui sekali dalam seumur hidup
Familia, mereka yang memenuhi pesan masuk di HPku
Familia, mereka yang terkadang berselisih lalu pergi namun
pasti tetap kembali
Familia, mereka yang selalu mengulurkan tangan ketika aku dalam
masalah
“Haah...
Akhirnya sampai di rumah juga,” ujarku pelan sambil membuka kunci pintu
apartemenku. Aku menghela napas pelan, masih teringat kejadian saat di kelas
tadi.
-Beberapa
jam lalu-
“Kau,
kenapa kau tak mengaku salah?!” seruku marah kepadanya.
“Bukannya
dari awal memang salahmu?! Mengapa aku yang disalahkan?!” balasnya tak mau
kalah.
“Tapi
bukannya memang salahmu? Kamu ini, mengapa selalu saja egois?!” seruku lagi.
Tugas yang akan kukumpulkan berada di lantai, rusak karena kesalahan orang yang
kuanggap teman.
“Memangnya
aku egois?! Bukannya kamu sendiri adalah ratu egois ya, nona?” ejeknya pedas.
Seisi kelas panik melihat kami berdua berhadapan, seperti akan ada pembantaian
massal seperti baru-baru ini.
Yah,
memang biasanya kami sangat akrab, bahkan mungkin bisa dianggap saudara kali,
ya? Tapi semua berubah karena negara api menyerang-eh, maksudku karena
kesalahannya. Tugas yang telah kukerjakan dengan susah payah sampai mendaki
gunung-eh, salah skenario nih. Maksudnya tugas yang sudah kukerjakan dengan
sepenuh tenaga dan keringat, tapi untungnya tidak basah. Nah, tugas ini dengan
seenak jidat malah dirusak oleh dia. Dan dia tidak mengaku kalau tugasku rusak
karena dia, lagi! Makanya, aku dihukum oleh guru ter-KILLER sedunia. Huh, aku
benar-benar membencinya!
“Ada
apa nona? Kehabisan stok kata-kata, kah?” tanyanya membuatku tersadar ke dunia
nyata. Tampangnya benar-benar menjengkelkan, ingin rasanya aku merobek wajah
itu.
“...Dengar
dan camkan baik-baik. Aku. Membencimu. Dengan. Sepenuh. Hati. Mulai sekarang,
kau bukan lagi temanku!” ucapku tajam. Suhu kelas langsung dengan tidak elitnya
menjadi dingin setelah aku mengucapkan kata-kata tersebut. Aku dengan cepat
mengambil tasku dan berlari pulang.
Terkadang aku meresa kesepian tanpa alasan
Tapi karenamu, aku tak merasa sendirian
‘Kenapa
ini bisa terjadi? Di hari ulang tahunku lagi. Aku dikutuk apa sampai bisa
sesial ini?’ pikirku sendiri. Ku taruh tasku di sofa dan beranjak ke kamar.
Tapi, tiba-tiba ku tersadar. Di hadapanku tergeletak sebuah kartu kecil
berwarna biru muda.
“Tangkap
aku kalau bisa, wahai Aliceku tersayang,” begitulah tulisan yang tertera
dikartu itu. Dan tertera pula gambar kelinci putih yang terlihat berlari menuju
lubang hitam di atmosfer-ups, maksudnya lubang di tanah.
“Hmm,
apaan nih?” tanyaku bingung. Saat kubalik kartu itu, tampak sebuah peta dengan
sebuah kotak yang ditandai.
“Apa
mungkin aku harus ke sana?” tanyaku bingung. Yah, sekalian saja aku pergi,
mungkin kemarahanku bisa hilang, pikirku dalam hati seraya keluar dari
apartemen dan mengunci pintunya.
Ibu, Ayah, Kakak, Adik, dan semua temanku...
Terima kasih untuk kasih sayang kalian
Meskipun aku berpikiran sempit, meskipun aku seorang
pengecut,kalian tetap menyayangiku..
Ibu, Ayah, Kakak, Adik, dan semua temanku...
Aku sangat menyayangi kalian
Kata-kata hangatmu akan selalu membuatku maju ke depan..
-Setelah beberapa saat-
“Beneran
nih ini tempatnya?” gumamku bingung. Dihadapanku terlihat sebuah cafe kecil
yang terkesan minimalis tapi nyaman. Aku mencoba mencocokkan peta yang tertera
di kartu dan letak cafe itu, dan hasilnya seperti yang kita ketahui, positif
hamil- ups, maksudnya positif benar.
“Okelah,
ayo coba kita masuk,” ujarku sembari membuka pintu cafe, berdoa agar tidak ada
kejadian yang aneh.
“HAPPY
BIRTHDAY!” seru semua orang di cafe tersebut sambil meledakkan konfetti ke
arahku. Wajahku pasti sudah mode shock kali, melihat semua orang dari keluarga
sampai teman-teman dan guruku hadir di sana.
“Kalian...
Ini...”. Aku tak sanggup berkata-kata. Kulihat dia, mantan temanku datang
menghampiriku seraya memelukku erat.
“Hehe.
Kaget ya? Kami memang merencanakan ini untuk mengganggumu. Yah, walau cukup
kacau, sih... tapi hasilnya cukup baik lah,” ucapnya. “Maafkan aku, ya? Aku
memang sengaja, walau ini rencana dari semuanya,” ucapnya lagi.
“...
Bodoh. Tentu saja kau kumaafkan. Aku an selalu memaafkanmu,” jawabku. “Teman
untuk selamanya, ya?”
“Yup.
Teman untuk selamanya,” jawabnya dan kami tertawa lepas. Kulihat pelayan cafe
membawa kue ulang tahun yang cukup besar disertai dengan nyanyian semua orang
di sana.
“Ayo,
ucapkan permohonanmu!” seru semua orang.
‘Kuharap,
kuharap di tahun ini pun semua orang akan bahagia’ pikirku sambil meniup lilin
di kue ulang tahunku.
Karena bertemu denganmu...
Terma kasih...
“Pada
akhirnya, ini bukan hari yang buruk,” ucapku pelan, sebelum aku memakan kue yang telah kupotong.
-TAMAT-
Extra :
“Omong-omong,
siapa yang membuat rencana itu?”
“Oh,
itu... kakakmu yang meyuruh semua teman sekelas dan guru-guru untuk melakukan
rencana itu. Kenapa?”
“Tidak
apa-apa. Hanya merencanakan sebuah pembunuhan yang sangat sadis untuk orang
yang nerencanakan itu semua,” jawabku sambil tertawa pelan sehingga membuatnya
khawatir akan keselamatan kakakku.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Gimana??? Bagus nggak??? Jangan lupa, R&R ya~
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
October 24th, 2014
08.19
Admin, Log Out
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
October 24th, 2014
08.19
Admin, Log Out
0 komentar:
Posting Komentar