4 Leaf Clover - Cyber Summoner

November 4th, 2014
16.19 P.M
Admin, Log in

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Waduh, mimin lupa curhat nih kali ini..... Siapa yang harus disalahkan ini???? (Reader : Salah lu sendiri toh min!!! ; Admin : *Tewas, lalu bangkit lagi...*)
Oke, Mimin nggak akan curhat deh, langsung aja cekidot~

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
  Four Leaf Clover - Cyber Summoner

            Pagi itu adalah pagi yang biasa. Penuh dengan kesibukan khas yang entah bertumpuk menjadi satu. Pada pagi itu juga Rina menjalankan aktivitasnya seperti biasa. Yah, yang pasti bersiap menuju sekolahnya.
            Sekolah St. Merry Rose, sekolah yang khusus menampung anak-anak yang berbakat setelah diseleksi dengan ketat. Dan dia sendiri adalah salah satu yang terpilih untuk bersekolah di sana. Bukannya Rina membenci itu, hanya saja rasanya aneh saat terpisah dengan teman-temannya. Apalagi saat dia mengetahui jurusan yang tersedia untuknya adalah jurusan IPA. Rina yang merasa tidak bisa dibilang jenius tapi tidak bodoh-bodoh amat merasa ganjil. Tapi mau bagaimana lagi, dia sudah diterima, apalagi sekolah itu gratis, maka ya diambil saja kesempatan itu.
            “Ibu, aku berangkat dulu…” katanya dalam hati. Orang tuanya telah meninggal karena kecelakaan pesawat terbang 5 tahun lalu. Ia sendiri selamat karena kebetulan dia tidak ikut. Padahal saat itu dia telah dipaksa sama ortunya untuk ikut. Yah, entah dibilang untung atau rugi, yang penting dia tetap hidup.
            Rina Camilla, umur 13 tahun, kelas 1 C di St. Merry. Anak yang terlihat biasa-biasa saja itu, memiliki sebuah rahasia. Rahasia yang jika diketahui umum akan menimbulkan masalah. Lah iya, walau otaknya nggak begitu jenius, namun dia sangat lihai dalam dunia komputer terutama urusan hacking. Tenang saja, dia tidak berniat untuk menghack perusahaan-perusahaan, kok. Dia hanya menggunakan keahliannya untuk membantu perusahaan yang benar-benar membutuhkan dan bukan untuk merusak.
            Baju sudah dipakai, tas dijinjing, headphone ditelinga, dan Rina pun siap. Segera ia melangkah keluar apartemen yang telah ia sewa dengan uang hasil kerjanya itu. Kerja legal kok, bukan kerja yang aneh-aneh. Udah deh, reader nggak usah sewot dulu. Nyari ide nih susah. Coba bayangin kalau reader tertjinta yang berada di posisi Mimin??
            Oke, lanjut cerita. Apartemen yang disewanya itu berada dekat dari sekolahnya. Kan rugi kalau keluar ongkos transportasi. Mana dia belum boleh bawa motor, lagi. Maklum, di daerah sekitar sana hukumnya super keras. Lebih baik diikuti saja deh.
            “Rina-chan~” terdengar suara dari balik punggung Rina. Ia terdiam sesaat, sebelum merogoh kantungnya yang berisi semprotan cabe rawit yang super pedas seperti sambalnya *BC extra pedas itu loh~
            “… Apa, Leon??” katanya dengan aura sadis yang mengalahkan shinigami a.ka dewa kematian (?) yang mau nyabut nyawa.
             “Aduuh… sakit ah, Rina-chan. Masa teman sekelas dikasih aura sesadis itu???” tanya anak cowok dengan rambut coklat pendek dan mata kuning keemasan yang dipanggil Leon oleh Rina sambil mendekatinya yang sudah memasang tampang super jutek.
            “Yaah, aku kan tak tahu apa yang akan dilakukan oleh seorang pervert seperti kamu.” ucapan yang langsung membuat Leon jatuh terkapar ala anime dengan anehnya, dan Rina yang anime sweatdrop melihat keanehan Leon.
                “Udah deh, Leon. To the point aja. Apa yang kamu lakukan di sini??”
                “Hanya ingin mengajakmu berangkat bareng. Yah, seperti teman lah…”
           “Memangnya kau temanku??” jawab Rina yang sukses menancapkan panah beracun tepat ke hati Leon.
                “Kau jahat, Rina-chan!!! Aku kan hanya ingin kau aman-aman saja…”
            “… Bukannya kau yang paling tahu soal kemampuan bela diriku yang lebih dari cukup untuk menghajar para preman itu, ya???”
            “Tapi sebagai cewek kau harusnya lebih feminine, biarkan cowok saja yang mengurusi hal kotor seperti ini!!”
            “Tapi… yah, sudahlah. Lakukan saja sesukamu.” kata Rina sambil terus berjalan disusul Leon yang berada disampingnya.
            “Horee~ Jalan bareng Rina-chan~” seru Leon yang langsung disambut timpukan tas oleh Rina. Beneran, kenapa aku sial banget sih hari ini,’ tanya Rina dalam hati.
            Yah, Leon adalah salah satu dari sedikit orang yang mengetahui rahasia Rina. Bahkan bisa dibilang, dia adalah orang pertama yang mengetahui tentang kelebihan- ato kemampuan Rina itu.
            “Hei, Rina… Nanti malam, di tempat biasa.” usik Leon, tangannya melempar handphone yang dimilikinya ke udara
            “Iya, aku tahu. Siapa saja yang datang??” tanya Rina
            “Lumi bilang, ia, Nicholas, RedCross, dan Shadow datang.”
            “Lumi… Baiklah. Tunggu aku di tempat biasa.”
            “Roger, Vanryr”
            “Sudah kubilang jangan panggil aku dengan char name di dunia nyata!!!”
            “Hehe, sudah kebiasaan manggil kamu dengan nama itu~”
            “Berisik, Morgue.”
            “Dan kau sekarang memanggilku dengan nama charku?? Itu sangat tidak baik, Vanryr~”
“Yah, kau duluan yang memanggilku Vanryr.”
“... Iya deh, aku mengaku kalah.”
“Sudah seharusnya. Eh, sekolah dah dekat. Yuk cepetan, nanti keburu telat.” seru Rina sambil mulai berlari meninggalkan Leon.
“Eeh!! Tunggu aku, Rina-chan~”
-Skip Time, sampai waktu istirahat-
-Oleh : ???-
            “Hhh... akhirnya selesai juga~” sorak Rina dalam hati. Maklum, IPA bukan hal yang disenanginya. Yah, itu karena... Rina takut dan benci sama yang namanya serangga, hewan-hewan menjijikkan, dan juga terutama, karena ada praktikum setiap bulan yang melibatkan “membedah tubuh hewan-hewan tak berdosa”. Sungguh deh, kalau bisa, dia pasti kabur saat praktikum. Tapi sayangnya, ia tak bisa.
            “Rinacchi~ Yuk makan~” seru salah seorang temannya yang berambut coklat panjang dan diikat ponytail kepada Rina.
            “I-iya,” jawabnya gugup.
            “Hehe, tenang saja. Jika mereka mengganggumu lagi, akan kuhajar mereka sampai semua tulang mereka remuk tak bersisa.” sahut Leon dari belakang Rina seraya memeluknya.
            “Hyaaa!! Le-Leon!! Sudah kubilang jangan mengagetkanku!!!” ucap Rina seraya menepis tangan Leon.
            “Habisnya kau lucu sih, lagipula aturan ada untuk dilanggar~”
“LEON!!!”
“Maaf, maaf. Yuk, makan~” sahut Leon sambil beranjak pergi.
“Iya...” sahut Rina pelan. Dan entah kenapa, saat Ia mau beranjak dari bangkunya, terdengar suara yang cukup keras.
-Insert suara ledakan yang super epic menurut reader tercinta//plakk-
“A-apa itu, Leon??” Rina terdengar takut. Tangannya menggenggam jaket Leon dengan super erat.
“Ledakan??? What the hell!! Sebenarnya ada apa dengan sekolah ini??” teriak Leon dengan muka I Hate This.
“Hey, guys!! Lihat! I-itu...!!!” ucap seorang siswa yang berada di dekat jendela.
Wha-what!!! Sejak kapan Nightmare bisa memasuki pelindung yang menyelimuti sekolah ini??!!” sahut Leon. Yah, semua siswa menyetujui pendapatnya, jadi kelas menjadi berisik.
Ni-nightmare... kenapa???” sahut Rina takut. Ia merasakan tubuhnya menggigil ketakutan melihat Nightmare yang mencoba untuk memasuki gedung sekolah.
“Murid-murid yang berada di kelas harap segera menyelamatkan diri. Ikuti petunjuk dari guru.” Begitulah seruan dari speaker yang tertanam di kelas-kelas. Para guru sudah bersiap di luar, membantu mengevakuasi para siswa menjauh dari Nightmare. Tapi tetap saja kepanikan terjadi di dalam. Yah, terakhir kali Nightmare menyerang sekolah itu, sekitar 32 anak sukses menjadi korban dari kekejaman mereka.
“Rina!! Ayo cepat!!!” seru Leon sambil mengenggam tangan Rina.
“Aku tak bisa secepat itu...” keluh Rina seraya berhenti.
“Ayolah Rina. Aku tak mau kau tertangkap sekarang! Kau masih ada janji sama mereka, kan???”
“Aku... Tak... Sanggup... Lagi... Maaf ya, Leon.” Ucap Rina seraya melepaskan genggaman Leon. Leon sendiri berusaha meraih tangan kecil itu saat sesosok Nightmare menghancurkan dinding yang membuat mereka terpisah.
“RINA!!!” teriak Leon frustasi. Di depan Rina terlihat Nightmare yang bersiap untuk membunuhnya,
“Maaf...” sahut Rina pelan sebelum menutup matanya, bersiap untuk menerima serangan kematiannya.
-Hening-
“...” Rina membuka mata, bingung sama keheningan sesaat yang dialaminya. Di depannya terlihat seorang cewek dengan seragam St. Merry Rose yang entah kenapa terasa familier dimatanya.
“Kau tak apa-apa??” tanya gadis berambut perak itu kepadanya.
“I... Iya. Aku baik baik saja.”
“Kalau begitu, cepatlah pergi dari sini! Di sini berbahaya!”
“Ah... Iya!!!” seru Rina seraya berlari menjauh dari gadis itu.
Tunggu dulu, pikirnya. “Style anak itu, kenapa seperti Lumi??” tanyanya dalam hati.
“Itu karena aku Lumi, Vanryr-chan.” sahut Gadis berambut perak itu dari belakang.
“Hah!!! Kau Lumi??!!!”
“Iya.” jawabnya santai. “Lumi Eins Light River, atau lebih sering dikenal dan tercatat sebagai Ayanokouji Hikari telah hadir.”
“Ayanokouji... Hikari... Jangan-jangan kau salah satu dari Elite di St. Merry Rose?? Elite dengan julukan The Idol Princess of Starlight??”
“Iya. Walau sebenarnya aku masih punya julukan yang lain sih...”
“Heee... Yah, salam kenal, Lumi~”
“Salam kenal juga, Vanryr~”
“Hehehe...” keduanya tertawa pelan.
“Sudah. Ayo kita pergi, Rina-san,” ajak Hikari kepada Rina.
“Iya...” Mereka berdua pun segera pergi dari sekolah itu sambil mengalahkan Nightmare yang menghadang. Rina kagum melihat begitu banyaknya Nightmare yang dikalahkan oleh Hikari.
“Nee, Hikari... Mungkin ini tidak terlalu sopan, tapi mengapa kau masuk ke dalam Night Class?? Maksudku kan kau tahu tentang bagaimana susahnya Night Class, jadi aku kurang mengerti mengapa kau bisa masuk atau terjebak dalam kelas itu...”
“Ooh... Kalau itu alasannya agak rumit. Yah, kalau kita bisa keluar dari sini akan kuceritakan. Kalau kita bisa sih...”
“Kalau kita bisa???”
Nightmare yang berada di Science Division benar-benar membludak... Agak susah untuk mengalahkan semua secepatnya. Tapi, Elemental 6 yang lainnya sedang berusaha kemari.”
Elemental 6?? Apaan itu???”
Elite terpilih dari Night Class yang menggunakan device khusus yang menggunakan elemen sebagai sumbernya. Selain dari 6 Elite itu, terdapat satu grup yang memiliki kemampuan untuk mengendalikan waktu dan ruang dimensi. Nah, grup itu bernama Midnight Traveler. Anggota dalam grup itu juga memiliki device elemental yang lebih kuat dari yang dimiliki oleh Elemental 6.”
Midnight Traveler??”
Midnight Traveler memang lebih jarang dikenal, tapi yang sudah melihat kemampuannya pasti tidak akan menyangkal bahwa mereka lebih kuat dibandingkan anggota Elemental 6. Yah, 2 orang dari mereka adalah kembaran dari aku dan Yami. Maksudku secara kekuatan.”
“Lalu anggotanya??”
“Terdiri dari Leadernya yaitu Water Knight, Fire Berserker, Lightning Emperor, Earth Protector, Ice Master dan juga seorang cewek yaitu Wind Traveler.”
“Ooohhh...”
“Ah, ini dia! Kau akan melihat kemampuan sebenarnya dari salah seorang Midnight Traveler,” seru Hikari sambil membuat sebuah barrier yang mengelilingi mereka berdua.
“Seorang anggota Midnight Traveler?” tanya Rina, mencari keberadaan anggota MT. Tanpa disadarinya, ada sesosok Nightmare yang siap menyerang mereka berdua.
“Awas!!!” seru seseorang yang membuat Rina kaget. Dia melihat sekelabat bayangan yang melompati barrier yang dibuat oleh Hikari dan menyerang Nightmare itu. Dengan satu serangan, Nightmare itu langsung hancur seketika.
“Kalian tak apa?” tanya gadis itu. Terlihat mantel coklat muda berbordir hijau muda yang dihubungkan dengan pin clover hijau. Di tangannya terdapat naginata (tombak dengan ujung berbentuk pisau) berwarna hijau muda-kuning yang berkilau.
“Trims atas pertolongannya, Windy-cchi~” sahut Hikari kepada gadis misterius tersebut.
You’re welcome, Hikari -chan. Oh ya, ini siapa?” tanya gadis itu.
“Ah, dia temanku. Namanya Rina. Tapi kau tahu dia di Miracle World Online.”
“Jangan-jangan, kau Vanryr? Pantas saja rasanya seperti sudah mengenalmu tadi.” jawab si gadis itu.
“Eh, kenapa kau tahu namaku???” tanya Rina bingung.
“Angin hanyalah seorang teman sekaligus penunjuk jalan bagi seorang petualang di dunia yang kacau ini.”
“!!! Kau, Stella??”
“Yups. Usernameku Stella. Salam kenal, Rina-san~”
“Rina saja cukup. Oh ya, namamu siapa?” tanya Rina dengan polosnya. Segera saja si Stella diam ditempat dan Hikari ber-headbang ria ke tembok.
“??? Kenapa, Hikari??”
“Identitas Midnight Traveler adalah rahasia, bahkan bagi Elemental 6 sekalipun. Bukannya bermaksud untuk merahasiakannya sih...” jawab Hikari setelah puas memukul kepalanya di tembok.
“Ohh...” angguk Rina walau dia sendiri tidak mengerti. Tapi, mau gimana lagi... kan memang rahasia, pikirnya.
“Identitas seorang Midnight Traveler memang harus dirahasiakan. Karena pada dasarnya kami para Dreamer tidak berasal dari dimensi ini,” ucap Stella tanpa terdengar oleh kedua orang lainnya. (panggil saja dia Stella, nanti cerita menyusul.).
 “Ayo, kita pergi sebelum Nightmare mengejar!!” seru Stella sambil seraya berlari cepat, menghalau semua Nightmare yang mengejar mereka. Dan tentu saja, Rina dan Hikari mengikuti di belakangnya.
“... Stella, dia benar-benar kuat, ya?” tanya Rina pada Hikari. Tangannya menggenggam handphone kepunyaannya.
“Tentu saja. Dia anggota Midnight Traveler, jadi tentu saja dia kuat. Tapi... entah kenapa aku merasa dia agak berbeda... Apa mungkin karena mantel itu, ya?”
“Memangnya kenapa dengan mantelnya?”
“Mantel Midnight Traveler,” kata Hikari, “memiliki kemampuan untuk menyembunyikan penggunanya. Mantel itu juga dapat melindungi mereka dari berbagai serangan... Yah, memang wajar... mengingat mereka menemukan sendiri semua device dan berbagai magical item yang mereka miliki, sih.....”
“APA?? Mereka menemukan sendiri semua alat yang mereka gunakan??!!”
“Yup,” jawab Hikari. Dia menengok Stella selama beberapa saat sebelum melanjutkan ucapannya. “Ini cuma rumor, tapi aku mendengar kabar bahwa mereka pernah berkelana di berbagai dunia dalam berbagai dimensi... Tapi, toh cuman rumor.... Walau kalau itu benar.... mungkin aku akan minta mereka untuk mengajakku berkeliling dimensi.....”
“Ooh..... Iya juga, sih. Aku pasti juga akan meminta itu jika boleh......” gumam Rina.
“Ah, sudahlah. Ayo kita bergegas, Windy-cchi bisa sangat cepat jika dia mau...” ucap Hikari seraya berlari lebih cepat, Rina mengikuti di belakangnya.
- Skip Time... latar berganti menjadi halaman sekolah-
-Oleh : Windy si Wind Traveler-
Halaman sekolah, itulah yang terlihat di mata Rina saat mereka berlari. Dan memang tujuan mereka adalah halaman tersebut. Di sana sudah terlihat sebuah pelindung besar berwarna orange yang berisi banyak siswa sekolahnya. Terlihat seorang cowok berambut coklat dengan mantel seperti Windy a.ka Stella kecuali punya cowok itu berwarna orange dan bukannya hijau sedang berkonsentrasi dalam mempertahankan pelindung tersebut, ditemani dengan seorang cowok lain berambut pirang yang mengenakan mantel yang sama hanya saja berwarna coklat-biru. Cowok berambut pirang melihat Stella dan segera memanggilnya.
“Hei, Windy! Itukah siswa terakhir? Cepat kemari!!! Raizo sudah siap untuk mentransfer mereka!!” seru cowok itu.
“Aku tahu itu, Aqua-nii!! Susah tahu bertarung di lorong yang notabenenya sempit.... Untung aja aku sendirian.... Kalo banyak orang....” Stella merinding membayangkan apa yang akan terjadi jika saja banyak orang bertarung di lorong sekolah.... Jangan dibayangkan, pasti sesak tuh.
“Kalau gitu, cepet-AWAS!!!” seru cowok yang dipanggil Aqua-nii itu kepada ketiga orang yang melintasi halaman. Sontak saja ketiga orang itu menoleh ke angkasa. Dan, terlihat sebuah meteor besar yang akan jatuh menimpa mereka.
Dang it!! Aqua-nii, bantu aku!!!” seru Stella seraya mengucapkan serangkaian mantra sambil mengambil posisi menghadap meteor itu. Rina dan Hikari tetap berlari menuju pelindung sementara Aqua berlari menuju Stella sambil merapalkan mantra dan mengeluarkan pedangnya.
“Ayo, Windy/Aqua-nii! Blizzard Dragon, Stream!!!” seru mereka berdua bersamaan, memunculkan sebuah naga berwarna turqouise yang bergerak naik menuju meteor tadi. Meteor tersebut langsung hancur seketika saat bersentuhan dengan naga tadi. Tak ada pecahan yang tersisa, hanya cahaya bagaikan kembang api saja yang tersisa.
“Kalian beruntung, dapat melihat pertunjukan tadi.... Mereka berdua jarang menggunakan mantra summon itu... apa mereka lagi bosan, ya???” ucap sang pemuda berambut coklat saat Rina dan Hikari telah memasuki pelindung buatannya.
“Jarang??? Apa maksudnya???” tanya Rina bingung.
“Mereka berdua sangat kuat. Yah, tak bisa dipungkiri.... mereka adalah reinkarnasi Adam dan Eve di antara Dreamer. Original Dreamer, begitu kami menyebutnya.” Jawab si cowok itu.
“Ooh....” ‘Walau aku tak sepenuhnya mengerti sih....’ pikir Rina.
“Oh ya, aku belum memperkenalkan diriku, ya??” tanya cowok itu. “Aku Daichi, salah seorang member Midnight Traveler. Salam kenal, Ayanokouji Hikari dan Rina Camilla,” ucap cowok itu sampai membuat Rina kaget.
“Ah, aku lupa memberitahukanmu.... Daichi adalah anggota OSIS seluruh jurusan, makanya dia hapal semua nama dan jurusan siswa yang ada di sini....” bisik Hikari. ‘Bilang dong dari tadi, aku kan jadi mau kena serangan jantung, nih!!!’ pikir Rina jengkel.
Sementara mereka berlindung di dalam pelindung, Stella dan Aqua sedang bahu membahu membantai Nightmare yang ada di halaman sekolah. Sangat banyak yang terbunuh dalam pembantaian tersebut, sampai semua siswa anime sweatdrop melihat banyaknya darah yang memenuhi setiap bagian dari halaman tersebut. Saat itulah, Rina melihat sesosok bayangan yang mengendap-endap, mau menyerang kedua Dreamer yang tak menyadari sosok itu dalam kericuhan pertempuran.
“Stella, di belakangmu!!!” seru Rina kencang, handphone yang dipegangnya tiba-tiba bersinar terang dan menyilaukan semua orang kecuali para Dreamer yang langsung mengenakan penutup mantel mereka.
Saat tersadar, Rina segera melihat handphone yang dipegangnya. Terdapat sebuah aplikasi baru yang terinstall di handphone tercintanya tersebut. Langsung saja ia mencoba aplikasi tersebut.
Cyberia, log in. Summon Titania,” ucap Rina sambil mengaktifkan aplikasi tersebut. Tiba-tiba saja muncul seorang peri anggun dengan rambut pirang dan baju hijau.
“Hah.... ini apaan???” tanya Rina bingung. Tanpa disadarinya, sosok bayangan itu sudah berada di dekat Stella, bersiap mau menusuknya dengan pisau pendek yang berukir aneh.
“Stella!!! Titania, bantulah aku!!!” seru Rina keras. Titania langsung menyerang bayangan tersebut menggunakan serangan bertipe angin yang langsung melempar bayangan tersebut menjauh dari Stella.
“Eh??? Cyber Summoner???” ucap Hikari bingung sementara Rina memfokuskan perhatiannya kepada aplikasi yang ada di handphonenya tersebut.
Titania, Piercing Shower,” seru Rina kepada Titania yang langsung menyerang bayangan itu. Bayangan itu langsung mati terkena serangan bertubi-tubi dari Titania.
“.... Untunglah....” ucap Rina sebelum dia pingsan, terlihat samar bayangan cowok yang menangkapnya sebelum dia tak sadarkan diri.
-Skip Time, waktu : ???-
-Oleh : Aqua & Daichi-
“Ini di???” kata pertama yang terucap oleh Rina saat dirinya tersadar di kamarnya. Di sekelilingnya terlihat Stella, Aqua, Daichi, Hikari, dan tentunya Leon yang duduk di sekeliling meja kecil di dalam ruangannya.
“Ah, Rina!!! Kau sudah sadar!!!” seru Leon seraya memeluk Rina, yang segera saja langsung dibalas dengan pukulan sayang(?) dari Rina yang masih setengah sadar itu.
“Berisik, dasar pervert,” ujar Rina jutek. Lalu, dia bertanya pada Hikari.
“Setelah aku pingsan, apa yang terjadi???”
“Umm....” Hkari melirik ke arah Stella yang menganggukkan kepalanya, walau terasa aura gelap segelap tinta jepang yang berasal dari Leon.
“Mari kita bilang jika seseorang yang sangat memperhatikanmu mengamuk dan membantai Nightmare yang tersisa... Omong-omong soal Nightmare.....”
“?? Kenapa, Hikari???” tanya Rina bingung.
“Umm.... ini,” ucap Hikari seraya memberikan sebuah surat kepada Rina. Rina pun langsung membacanya dan terdiam. Tertera di bagian bawah surat, sebuah kalimat.
“Maukah kau bergabung dalam Night Class?”
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Akhirnya setelah vakum berapa tahun.... Mimin berencana aka melanjutkan 4 Leaf Clover!!! Soalnya kan awalnya cerita putus.... nanti kalo stuck dulu baru nyendat//plakk
Sebelum Mimin gila.... RnR yaw~
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
November 4th, 2014
16.23 P.M
Admin, Log out

0 komentar:

Posting Komentar

Kagamine Rin Len Playlist


MusicPlaylistView Profile
Create a playlist at MixPod.com