Aku Strawberry C. Ruby. Aku anak night class 2 - A di Akademi Merry Rose. Banyak sekali anak yang menyeganiku. Tak lupa juga ada anak yang membenciku. Yah, bisa dimaklumi karena aku anak yang paling kuat di Jurusan Spesial. Yah, resikonya aku mendapat lebih banyak tugas daripada anak - anak lainnya. Sudahlah, kita selesaikan saja perkenalannya.
Tak terasa sudah 2 tahun ku bersekolah di sana,.... Pikirku sambil mandi. Aku mempercepat mandiku dan segera berganti baju. Setelah itu, aku mengambil roti seraya memakannya sambil berlari pergi menuju sekolah. Tidak seperti jurusan lain, kami yang masuk ke Jurusan Spesial harus masuk ke asrama yang dipisah antara asrama putra dan putri. Karena itu, rata - rata kami saling mengenal satu sama lain dari seluruh kelas.
"Hai, Strawberry. Yuk pergi." Sahut Adrian. Oh ya, Adrian adalah teman satu timku. "Iya,.... Awas atasmu." Seruku. "Eh,... atas???" Tanya Adrian. " AWAS!!!!!" Teriakku. Terlam,..... eh, bukan. Adrian menangkapku dengan timing yang pas. "Huh, hati - hati dong. Aku kira ada apa." Gerutu Adrian. "Sudahlah,... ayo berangkat." Seruku sambil berlari mendahului Adrian. " Oooiiii!!!! Jangan tinggalkan aku!!!" Seru Adrian.
Sesampainya di sekolah, aku disambut dengan teman - temanku yang lain. "Hai Strawberry. Tumben sekolah." Seru Akane, salah satu temanku. "Aku nggak ada tugas hari ini. So, aku sekolah aja." Jawabku sambil ber-high five dengan teman - teman yang lain. "Syukur deh. Kayaknya hari ini pelajarannya bebas sih,...". " Masa??? Aku kok nggak diberitahu???" Tanyaku. "Bohong bohong,... aku cuman bercanda. Oh iya, boleh aku pinjam prmu???" Tanya Akane sambil tertawa. Aku mengambil buku tugasku dan menyerahkannya ke Akane. "Setelah istirahat aku kembalikan deh." Kata Akane. Bel sekolah berbunyi. Kami pun segera berlari menuju ke kelas.
Saat isatirahat, Adrian dan Nicholas menuju ke arahku. Nicholas adalah teman satu timku yang lain. Kami bertiga menamai tim kami Crimson Ignis, yang berarti Api merah karena elemen kami yang berwarna merah api. Aku langsung saja kontan berdiri. Kami pergi ke atap, tempat pribadi kami yang khuisus disediakan sekolah. "Akhirnya aku bia bebas juga." Kataku seraya tertawa. "Yah, kecuali ada panggilan mendadak dari sekolah." Kata Adrian dan Nicholas bersamaan. Aku pun langsung cemberut. "Tuan putri cemberut nih,.... Jelek tuh wajahnya....." Goda Adrian. "Sudahlah, Strawberry. Biarin saja si Adrian. Yuk kita makan bekal saja." Ajak Nicholas yang mengingatkanku pada bekalku. "Loh, terus aku gimana???" Tanya Adrian kebingungan. "Gak usah makan,... Hahaha" Kataku dan Nicholas seraya tertawa jahil. Kami pun duduk dan membuka bekal kami.
"Biiip,.... Biip,..." Terdengar suara pada lencana kami. "Eh, pada saat seperti ini???" Gerutuku saat terdengar suara itu. "Jangan menggerutu. Ayo berangkat saja." Kata Adrian kepadaku. "Iya - iya" Jawabku sambil cemberut. "Jangan cemberut dong. Jadi gak imut tuh wajahnya." Kata Adrian seraya mengelus - elus kepalaku. (-///w///-) Wajahku langsung memerah ketika Adrian mengelus - elus kepalaku. "Woooiiii!!! Ayo langsung berangkat." Seru Nicholas mengingatkan kami. "Iyaaaa!!!!" Sahutku sambil merapal sihir teleport.
Sesampainya di lokasi, aku terhenyak. Aku melihat banyak monster yang menyerang Jurusan Seni. Tapi, aku harus bersikap cool, kataku dalam hati. "Saatnya beraksi, Cross Mirage." Kataku pada device buatanku sendiri. "All right, my master.". "Eeeehhh,....!!!! Siapa di atas???" Tanya anak - anak di bawah. Mereka langsung histeris melihatku di atas tiang listrik. "Akhirnya si Cross Sniper datang juga." Kata salah satu anak. Ku pandangi anak - anak di bawah sana. Aku terkejut melihat seorang anak yang kalau gak salah bernama Hoshino Kirarin. Anak itu menggunakan salah satu device legenda yang hanya terdapat 4 device saja, salah satunya adalah Cross Mirage kepunyaanku. "Eeeehhh,.....!!!! Apa yang kupikirkan??? Aku harus menyerang monster - monster yang ada di sekolah. "Cross Mirage, tolong berkan data mengenai jumlah monster yang ada di sekolah." Bisikku. "Okay, prediction about the monsters are all about 500 monsters.". "Uuum,... kalau gitu kupercepat saja. Meteor Shower, Fire!!!!!" Sahutku seraya memukul lingkaran sihir yang kubuat. Langsung beratus - ratus bola api jatuh menyerang para monster yang masih tersisa.
"Fuuuh,.... akhirnya selesai juga. Aku pergi duluan ya." Sahutku pada Adrian dan Nicholas. "Kenapa???" Tanya Adrian. "Ada urusan yang harus kuselesaikan." Kujawab sesingkat - singkatnya. "Iya deh." Sahut Nicholas. Aku pergi menuju ke sekolah.
Keesokannya, aku pergi ke rumah Kirarin. Kuselipkan surat di kotak surat. Sebuah takdir yang berubah untuknya. Akan kutunggu kehadiranmu, Star Dancer.
Bersambung
0 komentar:
Posting Komentar